Kemajuan Teknologi dan informasi merupakan sebuah kenyataan perkembangan peradaban dunia yang memberikan banyak akses bagi terjadinya perubahan pola kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang, khususnya bidang pendidikan.
Dalam bidang pendidikan, teknologi informasi dapat digunakan dalam sistem pembelajaran, upaya tersebut dilakukan untuk menarik anak didik supaya tidak merasa bosan, sehingga Sekolah tidak lebih merupakan bangunan tembok penjara yang menjerat penghuninya (para siswa) untuk senantiasa mengikuti dan menerima dengan patuh semua ajaran yang terdapat didalamnya. Berikut ungkapan dari Paulo Fraire. Dengan memanfaatkan teknologi di dalam dunia pendidikan, diharapkan mampu menggeser sifat pendidikan yang cenderung tertutup menjadi terbuka dan lebih proaktif, sehingga akan memberdayakan proses belajar mengajar menjadi lebih kreatif dan kompetitif.
Dalam rangka meningkatkan produktivitas teknologi informasi di bidang Pendidikan, sekolah-sekolah harus merespon perkembangan dunia teknologi yang semakin canggih yang menyediakan segudang ilmu pengetahuan yang baru dan lama. Peran seorang guru masih tetap dibutuhkan dikelas, walaupun pembelajaran di sekolah sudah menggunakan serangkaian peralatan elektronik yang mampu bekerja lebih efisien dan efektif.
Teknologi Pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah pendidikan. Lebih detail dapat diuraikan bahwa :
– Teknologi pendidikan lebih dari perangkat keras, ia terdiri dari desain dan lingkungan yang melibatkan pelajar
– Teknologi dapat juga terdiri dari segala teknik atau metode yang dapat dipercaya untuk melibatkan pelajaran strategi belajar kognitif dan keterampilan berfikir kritis
– Belajar teknologi dapat dilingkungan manapun yang melibatkan siswa belajar secara aktif, konstruktif, kooperatif serta bertujuan.
Untuk itu ada lima teknologi baru yang dapat menciptakan system pendidikan yang lebih baik :
Sistem Berpikir
Sistem Berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap mode di dunia pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang pendidikan. Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang umum, dimana berbagai hal saling terkait.
Desain Sistem
Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangun sistem yang baru. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang meningkatkan harapan. Desain sistem memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu system yang baru dan suatu strategi untuk perubahan.
Kualitas Pengetahuan
Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu produk atau jasa/ layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu pengetahuan yang berkualitas telah menjadi alat yang sangat berharga dalam perubahan pendidikan/ sekolah.
Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energi kreatif ke arah perubahan positif. Dapat juga diartikan sistem pemikiran yang berlaku untuk aspek manajemen perubahan tentunya dengan berorientasi pada POAC (Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi dan Kontrol).
Teknologi Pembelajaran
Disini ada dua bagian yaitu peralatan Pelajar elektronik (Komputer, multimedia, Internet, telekomunikasi), dan pembelajaran yang didesain, metode dan strateginya diperlukan untuk membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran elektronik ini mengubah cara mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi pembelajaran adalah sistem pemikiran yang berlaku untuk instruksi dan belajar. Kelima teknologi tersebut merupakan suatu keterpaduan untuk menuju perubahan pendidikan sehingga dalam memecahkan masalah pendidikan perlu kombinasi peralatan/ alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual, untuk perubahan yang efektif.
Produktivitas Pendidikan
Produktivitas mengandung makna”keinginan” dan “upaya” manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan di segala bidang. National Productivity Board (NPB) merumuskan produktivitas sebagai sikap mental (Attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan. Perbaikan tersebut diharapkan menghasilkan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan standar kehidupan yang lebih layak. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan dalam Laporan Produktivitas Nasional, bahwa produktivitas mengandung pengertian bahwa “mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini”.
Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses perencanaan, penataan dan pendayagunaan sumber daya untuk merealisasikan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sejauh mana pencapaian produktivitas pendidikan dapat dilihat dari out put pendidikan yang berupa prestasi, serta proses pendidikan yang berupa suasana pendidikan. Prestasi dapat dilihat dari masukan yang merata, jumlah tamatan yang banyak, mutu tamatan yang tinggi, relevansi yang tinggi dan dari sisi ekonomi yang berupa penyelenggaraan penghasilan. Sedangkan proses atau suasana tampak dalam kegairahan belajar, dan semangat kerja yang tinggi serta kepercayaan dari berbagai pihak. Satu hal yang perlu disadari adalah bahawa produktivitas pendidikan harus dimulai dari menata /SDM tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Hal kedua adalah bahwa penataan SDM harus dilaksanakan denagn prinsip efektivitas dan efisiensi karena efektifitas dan efisiensi adalah kriteria dan ukuran yang mutlak bagi produktivitas pendidikan.
Upaya Meningkatkan Produktivitas Pendidikan
Menurut Miarso (2009), dalam meningkatkan produktivitas pendidikan, ada tiga hal yang dapat dilakukan, yaitu :
– Memperlaju penahapan belajar
– Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik
– Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih banyak membina dan mengembangkan kegiatan belajar anak didik.
Adapun Upaya yang dapat dilakukan untuk Meningkatkan Produktivitas Pendidikan, diantaranya melakukan penataan SDM dengan semangat efektivitas dan efisiensi lewat upaya pemberdayaan tenaga pendidik dan kependidikan. Upaya pemberdayaan tersebut antara lain :
1. memperbaiki sikap kerja, yaitu kesadaran dan kesediaan menepati dan memenuhi jam kerja, tata tertib kerja, termasuk menerima tambahan tugas dan bekerja dalam satu tim.
2. hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan kerja yang tercermin dalam usaha bersama untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (Quality Control Circle).
3. manajemen produktivitas, yaitu manajemen yang efesien mengenai sumber dan system kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas
4. efesiensi tenaga kerja, pembagian tugas dan penempatan bidang tugas yang pas dengan kemampuannya
Disamping itu sangat perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, yaitu :
Sikap mental yang berupa motivasi, disiplin dan etika kerja senantiasa harus dipantau, dijaga dan ditingkatkan.
Pengetahuan yang harus selalu dikembangkan, sehingga memiliki wawasan yang luas sehingga memiliki pengahayatan akan pentingnya produktivitas. Pengembangan pengetahuan dapat diupayakan lewat budaya membaca maupun pembinaan-pembinaan.
Pengembangan manajemen-manajemen yang mendorong produktivitas adalah penerapan manajemen partisipasif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sampai dengan tindak lnajut hasil evaluasi yang dilakukan bersama-sama sehingga masing-masing merasa memiliki danbertanggung jawab.
Menjaga hubungan industrial dengan cara :
– Menciptakan ketenangan dan kenyamanan kerja
-Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis
– Meningkatkan harkat dan martabat tenaga pendidik dan kependidikan yang bangga terhadap bidang kerjanya masing-masing lewat semangat saling menghargai dan menghormati
– Lingkungan dan suasana kerja yang mendukung. Terjaminnya 7-K dan terpenuhinya sarana prasarana yang dibutuhkan
– Pemberian keleluasaan berprestasi dan berkreasi
– membangun iklim girang kerja dan gila kerja sehingga sisanya akan malu tidak bekerja
Untuk mencapai produktivitas sekolah secara maksimum, sekolah harus menjamin dipilihnya orang yang tepat, dengan pekerjaan yang tepat disertai untuk bekerja optimal, antara lain dengan senantiasa memperhatikan peningkatan kesejahteraan lahiriah dan batiniah sesuai dengan kemampuan sekolah. Jadi dapat dikatakan bahwa antara peningkatan produktivitas pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Produktivitas merupakan obyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya.
Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan
Adapun salah satu contoh aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan tersebut diantaranya adalah melalui pembelajaran berbasi internet yang dinamakan, e-learning. E-Learning menjadi salah satu alternatif pembelajaran karena keunggulan yang dimilikinya Sayangnya, meskipun disadari e-learning dapat membantu mempercepat proses pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan, pemanfaatannya belum populer di sekolah-sekolah bahkan di perguruan tinggi di Indonesia.
Padahal teknologi informasi dapat digunakan untuk memperluas daya jangkau kesempatan;pendidikan ke seluruh pelosok tanah air. Upaya ini bisa dilakukan dengan mengembangkan sistem delivery sumber-sumber pendidikan Sistem delivery itu dapat dilakukan dengan menggunakan kemajuan teknologi, termasuk dalam hal ini dengan sistem belajar jarak jauh, Penggunaan e-Learning tidak bisa dilepaskan dengan peran Internet. Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia di komputer tersebut. Oleh karena itu bisa dimengerti kalau e-Learning bisa dilaksanakan karena jasa Internet ini. e-Learning sering disebut pula dengan nama on-line course karena aplikasinya memanfaatkan jasa Internet.
E-laerning menyadari bahwa di Internet dapat ditemukan berbagai informasi dan informasi itu dapat diakses secara lebih mudah, kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan Internet menjadi suatu kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna Internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara yang sangat mudah melalui teknik e-moderating yang tersedia di Internet. Tersedianya fasilitas e-Moderating dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas Internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui Internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari; Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di Internet secara lebih mudah. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui Internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
Upaya Membangun Budaya Belajar melalui Pengembangan E-learning Ada empat komponen penting dalam membangun budaya belajar dengan menggunakan model e-learning di sekolah. Pertama, siswa dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agar siswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran. Kedua, guru mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, memfasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Ketiga tersedianya infrastruktur yang memadai dan yang ke empat administrator yang kreatif serta penyiapan infrastrukur dalam memfasilitasi pembelajaran.
Kunci sukses terealisasinya program e-learning, yakni adanya perencanaan dan leadership yang terarah dengan mempertimbangkan efektifitas dalam pembiayaan, integritas sistem teknologi serta kemampuan guru dalam mengadapsi perubahan model pembelajaran yang baru yang sudah barang tentu didukung kemampuan mencari bahan pembelajaran melalui internet serta mempersiapkan budaya belajar.
Beberapa hal yang perlu dicermati dalam menyelenggarakan program e-learning/ digital classroom adalah guru menggunakan internet dan email untuk berinteraksi dengan siswa untuk mengukur kemajuan belajar siswa, siswa mampu mengatur waktu belajar, dan pengaturan efektifitas pemanfaatan internet dalam ruang multi media.
Penerapan teknologi pendidikan dalam pendidikan hendaknya membuat proses pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya lebih efisien, lebih efektif dan memberikan nilai tambah yang positif. Efektif dan efisien berarti upaya pendidikan yang dilakukan hendaknya dapat mencapai tujuan yang telah digariskan dengan sedikit mungkin mengeluarkan biaya, tenaga dan waktu. Teknologi pendidikan mempunyai potensi dan peran yang besar dalam meningkatkan mutu pendidikan, tidak mutu outpunya tetapi juga proses inpunya, karena dengan teknologi pendidikan akan dapat dihasilkan berbagai produk berupa media pendidikan baik cetak maupun noncetak, yang pada gilirannya media ini nanti akan mempeerkaya sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas.
KESIMPULAN
Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terpadu untukmenganalisis dan memecahkan masalah belajar. Teknologi pendidikan sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan produktivitas pendidikan yaitu :
– Memperlaju penahapan belajar
– Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik
– Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih banyak membina dan mengembangkan kegiatan belajar anak didik.
Adapun Upaya yang dapat dilakukan untuk Meningkatkan Produktivitas Pendidikan, diantaranya melakukan penataan SDM dengan semangat efektivitas dan efisiensi lewat upaya pemberdayaan tenaga pendidik dan kependidikan.
Produktivitas pendidikan perlu ditingkatkan supaya sekolah mampu menjawab tantangan global dan tuntutan masyarakat. Salah satu aplikasi teknologi pendidikan untuk meningkatkan produktivitas pendidikan adalah E-learning.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi S, Prawiradilaga dan Evelin Siregar. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana
Seels, Barbara B. and Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran : Definisi dan Kawasannya. Terjemahan. Jakarta : IPTPI
Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana
Nasution. 2010. Teknologi Pendidikan. Jakarta : PT.Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar