Jumat, 21 Mei 2021

Desain Media Pembelajaran Terpadu Berbasis TIK

0 Comments

Teknologi Komunikasi dan Informasi saat ini memang sudah tidak bisa kita pisahkan dari kehidupan manusia modern.setiap harinya kehidupan kita selalu dipenuhi dengan perangkat-perangkat TIK tersebut. Berlatarbelakang hal tersebut maka muncul sebuah gagasan dari kalangan yang perduli terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung nagi peserta didik disekolah untuk mencetuskan sebuah kegiatan pembelajaran berbasis TIK.

Pemanfaatan dan pengembangan TIK dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dikenal dengan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem tersebut, guru dan siswa dapat mengeksplorasi kegiatan belajar dan mengajar secara efektif dan efisien.

Komputer merupakan salah satu alat dalam TIK yang mempunyai banyak kelebihan,termasuk bila dimanfaatkan dalam pembelajaran.pemanfaatan komputer dalam pembelajaran memungkinkan peserta didik melakukan interaksi langsung dengan sumber informasi,mengolah hasil belajar,bahkan mengkreasikan hasil belajar agar menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga dengan pembelajaran berbasis TIK ini kegiatan pembelajaran akan semakin berkembang.

Media Pembelajaran Terpadu Berbasis TIK

Media pembelajaran merupakan alat atau bentuk stimulus yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media pembelajaran merupakan suatu yang menjadi perantara untuk menyampaikan pesan atau mengkomunikasikan pembelajaran dari guru pada siswanya. Dengan adanya pembelajaran maka siswa akan lebih mudah untuk paham pada pembelajarannya, begitu juga guru yang juga akan lebih mudah dalam menyampaikan ilmunya.

Pembelajaran terpadu ialah kegiatan pembelajaran yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya. Menurut prabowo (2000:2) pembelajaran terpadu adalah suatu proses yang melibatkan atau mengaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menhilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu diatas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.

Dari beberapa pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa media pembelajaran terpadu berbasis TIK merupakan alat bantu atau media yang berfungsi untuk menyampaikan pembelajaran terpadu dimana media tersebut berbasis pada TIK.

Di era milenial ini TIK merupakan hal yang memiliki peranan penting dalam pendidikan, baik dari segi proses belajar siswa ataupun membantu guru dalam membelajarkan siswa. Pada dasarnya TIK ini harus terus dikembangkan agar pemanfaatannya khususnya di dunia pendidikan bisa lebih dioptimalkan. Dan diluar hal itu dengan adanya TIK yang digunakan pada proses belajar mengajar pasti ada kelebihannya masing-masing, terutama jika TIK ini digunakan untuk membuat media pembelajaran, seperti membuat PPT, membuat video yang berhubungan dengan

pelajaran, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Oleh karena itu alangkah baiknya jika seorang guru dalam mengajarnya memanfaatkan media yang berbasis TIK. Karena dengan adanya media pembelajaran yang berbasis TIK ini maka akan lebih mudah bagi guru dalam mengajar. Selain guru siswa juga dituntut untuk mengetahui tekhnik pembelajaran yang menggunakan TIK. Dari segi bagaimana cara siswa mengaplikasikannya, serta bagaimana cara siswa memanfaatkannya. Karena jika tidak begitu maka kita akan tertinggal oleh kemajuan tekhnologi yang terjadi saat ini.

Jenis-jenis Media Pembelajaran Berbasis TIK

Dengan cepatnya tekhnologi komunikasi maka semakin banyak pula media komunikasi yang muncul. Pada pembahasan ini,media komunikasi yang dimaksud adalah media untuk membantu pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Beberapa media yang dimaksud adalah komputer (internet),peralatan audio seperti tape recorder dan peralatan visual seperti VCD/DVD.

Komputer

Perkembangan perangkat komputer   saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pesatnya perkembangan tekhnologi komputer memang sebagai jawaban untuk akses data atau informasi. Perubahan di masyarakat yang semakin capat pada akhirnya menuntut perkembangan teknologi komputer yang semakin canggih. Saat ini dibutuhkan akses data yang cepat,sehingga pada akhirnya prosesor yang ada juga semakin cepat.

Peralatan Audio

Perkembangan peralatan audio saat ini juga mengalami perkembangan yang pesat.peralatan audio yang digunakan dalam proses bimbingan dan konseling seperti tape recorder. Penggunaan tape recorder ini antara lain adalah untuk merekam sesi konseling dan memutar kembali hasil-hasil yang diperoleh selama sesi konseling.tape recorder membutuhkan kaset untuk bisa melakukan tindakan perekaman. Kaset memiliki pita magnetik yang berfungsi untuk menyimpan data atau informasi percakapan.

Peralatan Visual

Alat visual dapat bermacam-macam ragamnya seperti video player dan DVD/VCD player. Pada awalnya, penggunaan peralatan visual adalah dengan mempergunakan proyektor. Penggunaan proyektor ini dipandang tidak efisien,karena dalam proses produksinya membutuhkan tahapan-tahapan yang panjang. Mulai dari merekam gambar sampai dengan menampilkan gambar. Bahkan seringkali dijumpai mutu gambar yang tidak bagus dan bahkan mudah rusak. Sehingga lambat laun peralatan ini mulai ditinggalkan. Video player dulu merupakan peralatan yang lumayan besar dan berat, selain itu kaset yang dipergunakan juga relatif besar,sehingga dipandang tidak praktis. Terlebih,hasil rekaman seringkali tidak begitu jernih. Peralatan visual yang sering kita jumpai antar lain adalah video player atau CD player. Peralatan ini banyak dijumpai karena memiliki tingkat pengoprasian yang mudah dan memiliki harga yang relatif murah.

Perkembangan teknologi informasi saat ini, pada akhirnya bertujuan untuk memudahkan konsumen menikmati hiburan atau informasi dengan efisien. Hal ini pada akhirnya memunculkan perangkat-perangkat multi media. Teknologi multi media yang berkembang saat ini sudah sedemikian canggihnya,sehingga seringkali konsumen bingung untuk memilih teknologi apa yang akan dibeli.

Tujuan Siswa Mempelajari TIK

Secara khusus tujuan mempelajari TIK diantaranya yaitu :

Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan TIK yang terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari TIK sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.

Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan TIK sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktivitas kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri

Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan TIK untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari.

Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik dan mendorong siswa terambil dalam berkomunikasi, terambil mengorganisasi informasi dan terbiasa bekerja sama

Mengembangkan kemapuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif,kretif dan bertanggung jawab dalam penggunaan TIK untuk pembelajaran, bekerja dan pemecahan masalah sehari-hari

Peranan TIK dalam pembelajaran ini juga selain membantu siswa dalam belajar adalah memiliki peranan yang cukup berpengaruh untuk guru terutama dalam pemanfaatan fasilitas untuk kepentingan memperkaya kemampuan mengajarnya.

Manfaat Siswa Mempelajari TIK

Pelajaran TIK mempermudah siswa dalam mengenal internet dan memanfaatkannya untuk berkomunikasi dengan teman, keluarga, maupun saudara yang jauh, bahkan mereka bisa berkomunikasi dengan orang yang barada di berbagai belahan dunia tanpa mengalami kesulitan seperti menggunakan jejaring sosial Facebook, Twitter, YM, dll.

Dengan adanya pelajaran TIK siswa dapat dengan mudah menggunakan komputer untuk mengerjakan tugas yang berhubungan dengan pengolahan angka, pengolahan kata, dll.

Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari.

Memotivasi kemampuan siswa agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan TIK, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri.

Mengembangkan kemampuan balajar barbasis TIK, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong kita lebih terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerja sama.

Dengan adanya pelajaran TIK yang diberikan kepada siswa, maka siswa dapat memfungsikan komputer dan internet secara maksimal sebagai media belajar yang efektif.

Siswa mempunyai pengetahuan yang luas tentang dunia luar serta informasi dari berbagai belahan dunia secara cepat mudah dan murah melalui internet.

Pelajaran TIK menjadi bekal bagi siswa dalam menenpuh masa depan yang semakin deras dengan arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin canggih.

Sumber :
http://keahlian-merancang-media-pembelajaran.html

Minggu, 16 Mei 2021

Wiki Pembelajaran Berbasis Proyek Kolaborasi

0 Comments

Wiki adalah sebuah situs web (atau koleksi dokumen hiperteks lainnya) yang memperbolehkan penggunanya menambah atau menyunting (mengedit) isi situs tersebut. Istilah ini juga dapat merujuk kepada perangkat lunak kolaboratif yang digunakan untuk menciptakan situs web tersebut. Wiki memungkinkan pengguna untuk mengubah sebuah halaman maupun membuat halaman baru dalam situs web, dengan menggunakan peramban web. Wiki juga dapat menunjukkan keterkaitan antara sebuah halaman dengan halaman lainnya, menggunakan pranala dalam halaman. Kemudian Wiki juga mengundang pengunjung untuk ikut terlibat dalam membuat dan berkolaborasi yang membangun situs web tersebut.

Pembelajaran berbasis proyek (Project Based-Learning atau PBL) adalah metoda pembelajaran yang  menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.  Peserta   didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan  informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi tertentu dalam pembelajaran yang mengubah atau membalikkan wajah kelas tradisional. Maksudnya melalui pembelajaran ini, pembelajaran di kelas yang umumnya menggunakan pembelajaran konvensional menjadi lebih inovatif. Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik melakukan investigasi (penyelidikan) melalui pertanyaan terbuka, menerapkan pengetahuan untuk menghasilkan produk. Selain itu, dalam pembelajaran ini “disetting” agar peserta didik yang lebih aktif dalam pembelajaran dengan bekerja sama dalam satu kelompok.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang berbasis pada peserta didik (student centered) dan dapat dipilih serta digunakan oleh guru sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang akan memberikan “warna” baru dalam pembelajaran yang umumnya cenderung konvensional.
Fokus pembelajaran berbasis proyek bertujuan agar peserta didik dalam pembelajaran dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya melalui proses penyelidikan yang terstruktur dan menghasilkan produk dan berbeda dengan pembelajaran tradisional yang umumnya sekadar mendapat teori-teori yang dihafal saja. Dengan pembelajaran berbasis proyek, peserta didik dapat pengetahuan dan keterampilang yang bermakna jangka panjang.

Pembelajaran berbasis proyek didukung oleh teori belajar konstruktivisme. Dalam pandangan konstruktivisme oleh Piaget dikemukakan bahwa pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui pengalaman. Inti dari pembelajaran kontstruktivisme meningkatkan pengetahuan dalam ranah akademik, sosial dan personal secara bersamaan.

Secara konsepsi, pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti dan media pembelajaran. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis terhadap permasalahan yang diajukan dan menghasilkan informasi melalui aktifitas-aktifitas dan bentuk nyata sebagai bentuk hasil belajar.


Pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa prinsip. Menurut Thomas, prinsip-prinsip tersebut yaitu:

- sentralistis (centrality)
- pertanyaan pendorong/penuntun (driving question)
- investigasi konstruktif (constructive investigation),
- otonomi (autonomy),
- realistis (realism).

Dalam prinsip sentralistis menegaskan bahwa kerja proyek adalah esensi dari kurikulum. Peserta didik belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Jadi kerja proyek bukan artifisial atau tambahan dan aplikasi praktis melainkan merupakan sentral dari kegiatan pembelajaran di kelas.

Daftar Pustaka :
^ Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun pelajaran 2014/2015. Jakarta: Kemendikbud. hlm. 41.
^ a b Boss, Suzie., & Krauss, Jane. (2007). Reinventing Project Based Learning: Your Field Guide To Real World Projects In The Digital Age. International Society for Technology In Education. hlm. 12.
^ Markham, Thom. "Handbook Project Based Learning : Second Edition. A guide to Standards Focused Project Based Learning : For Middle and High School Teacher". Buck Institute Education. (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-05.
^ Joyce, Bruce., Weil,M.& Calhoun,E. (2009). Model-model Pengajaran (edisi kedelapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
^ Oktavian, Catur Nurrochman (2015). Model-model pembelajaran IPS yang inovatif : tinjauan teoritis dan praktis untuk guru dan calon guru. Bandung: Rizqi Press. hlm. 66. ISBN 978-602-9098-89-1.

Jejaring Sosial untuk Pendidikan

0 Comments

 


Apakah saat ini Media Sosial ikut berperan dalam dunia pendidikan? Iya tentu, ini dapat dilihat dari banyaknya metode baru dalam dunia pendidikan yang banyak menggunakan media pembelajaran yang diambil dari media sosial. Kegiatan belajar pun menjadi lebih mudah saat media sosial digunakan dalam dunia pendidikan. Melalui media sosial pelajar dapat lebih kreatif dan mandiri dalam belajar, dengan demikian kualitas pelajar pun dapat meningkat, dengan meningkatnya kualitas pelajar tentu mutu pendidikan pun semakin baik.

Dalam dunia pendidikan media sosial pun ikut berperan penting dalam peningkatan kualitas pelajar. Para guru/dosen, murid/mahasiswa bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial,  forum dan dunia virtual. Mengadakan kelas virtual adalah salah satu cara untuk memanfaatkan social media ke arah yang positif. Menerapkan e-learning dan mempermudah sistem administrasi, kedua hal ini juga dapat dilakukan.



Manfaat Jejaring Sosial Untuk Pendidikan

Jaringan sosial semacam Facebook, Twitter serta YouTube telah cepat menjadi bagian dari hidup sehari-hari. Salah satu pernyataan mengapa sosial media sangat terkenal itu disebabkan karena si pemakai menggunakannya untuk berinteraksi di jaringan internet. Guru/dosen, Pelajar dan juga mahasiswa sebagai pengguna setia sosial media.

 Berikut ini sejumlah kegunaaan dari pemakaian media sosial untuk pendidikan :

1. Kemampuan Beradaptasi

Dengan jejaring sosial siswa akan mampu belajar cara mengembangkan kemampuan teknis dan sosial yang dibutuhkan mereka dalam menghadapi era digital sekarang ini. Mereka akan menemukan cara beradaptasi dan bersosialisasi dengan sahabatnya di jejaring sosial, serta kemampuan memanajemen pertemanan mereka.

2. Perluasan Jaringan Pertemanan

Dengan jejaring sosial para siswa bisa menambah jaringan pertemanannya tanpa harus bertemu langsung sehingga mereka dengan mudah menciptakan suatu komunitas yang bermanfaat bagi mereka, entah itu dalam diskusi pelajaran maupun hal-hal lain yang bisa memberikan kontribusi positif bagi mereka para siswa.

3. Termotivasi

Dengan terbentuknya komunitas pertemanan yang luas, ini akan mampu memotivasi para siswa dalam mengembangkan diri dari materi atau masukan teman-teman baru mereka yang terhubung secara online.

4. Meningkatkan Kepedulian

Saling sapa didalam situs jejaring sosial secara perlahan akan meningkatkan kualitas persahabatan, perhatian dan empati sesama teman yang saling terhubung secara online. Sapaan kepada teman lainnya membuat teman yang disapa merasa diperhatikan, berbagi photo, berbagi video, berbagi cerita, ini akan meningkatkan rasa kepedulian satu sama lain walaupun mereka tidak pernah bertemu secara nyata. Bentuk-bentuk perhatian seperti ini mampu mempererat tali persahabatan diantara teman dalam jejaring sosial maka secara alami mereka akan menjaga kualitas pertemanan mereka. Hal yang sederhana namun memberikan efek yang sangat baik dalam membentuk suatu komunitas yang saling menjaga persahabatan sesama teman.

5. Menciptakan Komunitas

Tidak sedikit pelajar atau mahasiswa ditantang untuk bisa menyesuaikan diri dengan konsep pembelajaran yang baru serta tugas-tugas khusus. Sosial Media menolong memusatkan pengetahuan yang kolektif di seluruh kelas untuk mengadakan kegiatan belajar serta berkomunikasi menjadi lebih efisien.

Jutaan pelajar dimanapun berada sedang mendalami faktor yang sama saat ini. Jaringan kelompok belajar tidak wajib terbatas pada ruang lingkup sekolah/kampus yang sama. Dalam faktor ini, pelajar/mahasiswa terdorong untuk menjadi ‘ahli’ dalam keterlibatan pada sudut pandang internet. Tidak hanya belajar untuk berinteraksi dengan sesama orang, namun pelajar juga belajar dalam pemakaian sosial media tersebut.

Jejaring Media social dapat dimanfaatkan untuk berkolaborasi serta saling memberikan trik-trik pelajaran tertentu. Mengundang guru/dosen yang memakai media sosial untuk bergabung dengan kelompok belajar jadi bisa memberi masukan

6. Melanjutkan Pembahasan Pelajaran

Mengawali jaringan kelompok belajar kolaboratif bisa menghemat waktu serta tenaga. Bagi pelajar yang tidak bisa menghadiri kelas tertentu, tidak akan khawatir ketinggalan pelajaran sebab sekarang sosial media semacam Periscope, Skype, SnapChat bisa menolong pelajar.

Para pelajar bisa memakai Google Hangout untuk memfasilitasi mereka ketika sedang belajar kelompok. Pelajar yang ingin mengajukan pertanyaan terhadap ahli, bisa menggunakan Twitter, Jelly yang dirancang untuk membangun koneksi melewati pertukaran pertanyaan dan jawaban antar pemakai. 

7. Mengatur Sumber Pembelajaran

Sosial Media bisa menolong untuk menjaga semua informasi supaya terorganisir serta mudah diakses. Dengan sosial media, maka data yang pelajar miliki bakal aman, dengan syarat memakai tools semacam Pinterest danTumblr.

Apabila dokumen yang diperlukan tidak ada atau belum diposting ke sosial media, gunakan saja Google Drive, Box/Dropbox untuk mengumpulkan materi pembelajaran. Tidak hanya itu, pelajar juga bisa memakai layanan share konten semacam Google Docs untuk tugas kelompok. Fitur tersebut menolong pelajar dalam mengorganisir kelompok serta tugas menjadi lebih mudah.

8. Mendukung Materi Pembelajaran

Media sosial bisa menolong mengidentifikasikan konten tambahan untuk memperkuat dan memberikan kebutuhan bagi para pelajar. 

Aplikasi YouTube menyediakan video bagi pelajar dengan cara audio visual ketika diperlukan untuk memperjelas materi pembelajaran. Sosial media memungkinkan pelajar mengirimkan bermacam-macam dokumen semacam video, reminder, voice note, foto, data serta lainnya.

9. Bertambahnya Wawasan

Para pelajar yang memakai media sosial dengan cara langsung saling memberikan serta menerima beragam informasi. Mereka memberikan cara dan caraa, proyek DIY (Do It Yourself) serta informasi yang berguna untuk bahan bahan pelajaran. Performa mereka untuk mengakses, menganalisa, menahan serta share informasi kian meningkat seiring berlangsungnya zaman. Bahkan mereka tidak sadar telah mengembangkan performa mereka tersebut.

10. Performa Marketing Media Sosial

Berkembangnya media sosial menciptakan ‘dunia’ marketing yang baru, dimana dibutuhkan para profesional atau bisa disebut pakar untuk membangun lapangan kerja. Ketika para pemakai media sosial bergabung dalam lingkup tersebut, maka dengan cara langsung mereka memberikan kepandaian mereka itu. Sosial media dengan cara tidak langsung mempersiapkan para pekerja muda untuk menjadi pelaku dari marketing yang hebat.


Memanfaatkan jejaring sosial semacam facebook untuk kepentingan pembelajaran

Melalui blog, sesama guru/dosen, guru/dosen  dan pelajar/mahasiswa, guru/dosen dan siapa pun yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan bisa saling berinteraksi tanpa dibatasi sekat ruang dan waktu. Blog bisa dioptimalkan untuk unjuk kinerja guru/dosen dalam menyajikan berbagai persoalan dan pernak-pernik dunia pendidikan, sehingga mesin pencari makin ramah terhadap masalah-masalah pendidikan yang hingga saat ini masih menyisakan banyak problem dan tantangan.

Memotivasi murid/mahasiswa agar mau memanfaatkan internet sebagai sumber pembelajaran

Pelajar/mahasiswa pun bisa diajak ikut-serta untuk memanfaatkannya. Tentu saja, dibutuhkan keteladanan dan pendampingan sang guru/dosen. Bagaimana mungkin kita bisa memotivasi murid/mahasiswa kalau sang guru/dosen tidak pernah bersentuhan dengan ruang maya. Jika pendidik dan peserta didik sama-sama bisa hadir di ruang maya, mereka bisa berinteraksi secara intens, sehingga berbagai masalah yang terkait dengan pembelajaan bisa terjembatani. Murid/mahasiswa terpacu untuk melakukan “browsing” materi pembelajaran untuk menumbuhkembangkan potensi dirinya, sementara itu sang guru/dosen juga akan terpacu untuk meng-upgrade diri dengan mengikuti berbagai perkembangan informasi sesuai dengan bidang keilmuan yang digelutinya.

Facebook dan twitter dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran

Melalui facebook, misalnya, seorang guru/dosen bisa membuat group tertutup untuk kelas-kelas yang diajarnya. Pada wall group bisa di-update status yang berkaitan dengan materi pembelajaran, seperti tugas-tugas, pembahasan materi, acara kelas, dan semacamnya

Mengatur waktu agar seorang guru/dosen bisa eksis ngeblog dan berjejaring sosial tanpa harus mengganggu aktivitas mengajar

Seorang guru/dosen merupakan agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Dengan menguasai empat kompetensi seperti itu, guru/dosen diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam memangku jabatan sebagai pendidik dan pengajar profesi. Blog dan jejaring sosial bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kompetensi profesional guru/dosen. Jika eksitensi blog guru/dosen terus hadir di ranah virtual, bukan mustahil dunia pendidikan kita akan semakin kaya berkat sentuhan para guru/dosen dalam menyajikan postingan-postingan terbaik.

Usia guru/dosen bukan sebuah halangan untuk belajar memanfaatkan piranti TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)

Di era digital, guru/dosen dituntut untuk meningkatkan literasi TIK-nya. Usia bukan halangan untuk ber-internet ria. Atmosfer seperti ini yang perlu terus ditumbuhkan sehingga sang pendidik mampu mendesain pembelajaran secara secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Mengakrabi piranti TIK juga sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan budaya.

Kelebihan Bermedia Sosial

Penggunaan sosial media dapat membentuk suatu komunitas yang aman, karena sangat dimungkinkan adanya pengawasan dari guru/dosen, dengan memonitor dan memoderatori isi sosial media. Sehingga hal-hal yang berbahaya terkait dengan sosial media dapat dihindari.

murid/mahasiswa dapat memberikan kritik dan komentar pada masing-masing tugas kelas atau matakuliah. Kerja kelompok dapat lebih mudah, dan mereka dapat bertanya pada guru/dosen serta memulai diskusi, sehingga semangat bekerjasama dapat ditingkatkan.

Dapat digunakan sebagai sarana untuk lebih memperkenalkan sekolah atau kampus pada calon murid/calon mahasiswa.

Sekolah/Kampus dapat Memanfaatkan Jejaring Sosial Media

Menyebarkan informasi yang berkaitan dengan sekolah atau kampus melalui twitter atau facebook.

Guru/dosen dapat membagikan bahan-bahan pelajaran dan tugas-tugas melalui blog. Murid/mahasiswa juga dapat menuliskan tugas-tugas mereka di blog.

Meningkatkan kebanggaan pada sekolah atau kampus dengan membuat facebook page, sehingga dapat berbagi berbagai hal seperti foto-foto kegiatan, informasi tentang sekolah atau kampus, bahkan dapat juga menjual merchandise sekolah atau kampus secara online.

Sekolah atau kampus dapat memanfaatkan blog maupun facebook untuk mempromosikan diri.

Sekolah atau kampus dapat berhubungan dengan orangtua murid/mahasiswa melalui sosial media, sehingga orangtua selalu mendapatkan informasi terkini.

Alumni sekolah atau kampus dapat selalu terhubung dan kemudian berkembang, dan lain sebagainya.

Media sosial dapat berperan dalam meningkatkan kualitas pelajar, dengan cara menjadikannya sebagai tempat penyalur bakat serta menjadi sarana informasi bagi pelajar. Manfaat dari media social adalah; Kemampuan Beradaptasi, Perluasan Jaringan Pertemanan, Termotivasi, Meningkatkan Kepedulian

Media sosial memiliki banyak manfaat, tapi juga harus mempertimbangkan dampak negatifnya yang harus dihindari. Gunakan jejaring social media dengan cerdas. Pelajar/mahasiswa sudah seharusnya menggunakan jaringan internet secara bijak sehingga kita tidak menjadi orang yang mencandu akan jejaring social untuk mendukung aktifitas dan kegiatan belajar dan hal hal lain yang bermanfaat.

Sumber : https://yusrintosepu.wixsite.com/yoes/single-post/2018/04/21/Jejaring-Sosial-Media-untuk-Pendidikan?_amp_

Aplikasi Teknologi Pendidikan dalam Pembelajaran

0 Comments

 


Kemajuan Teknologi dan informasi merupakan sebuah kenyataan perkembangan peradaban dunia yang memberikan banyak akses bagi terjadinya perubahan pola kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang, khususnya bidang pendidikan.

Dalam bidang pendidikan, teknologi informasi dapat digunakan dalam sistem pembelajaran, upaya tersebut dilakukan untuk menarik anak didik supaya tidak merasa bosan, sehingga Sekolah tidak lebih merupakan bangunan tembok penjara yang menjerat penghuninya (para siswa) untuk senantiasa mengikuti dan menerima  dengan patuh semua ajaran yang terdapat didalamnya. Berikut ungkapan dari Paulo Fraire. Dengan memanfaatkan teknologi di dalam dunia pendidikan, diharapkan mampu menggeser sifat pendidikan yang cenderung tertutup menjadi terbuka dan lebih proaktif, sehingga akan memberdayakan proses belajar mengajar menjadi lebih kreatif dan kompetitif.

Dalam rangka meningkatkan produktivitas teknologi informasi di bidang Pendidikan, sekolah-sekolah harus merespon perkembangan dunia teknologi yang semakin canggih yang menyediakan segudang ilmu pengetahuan yang baru dan lama. Peran seorang guru masih tetap dibutuhkan dikelas, walaupun pembelajaran di sekolah sudah menggunakan serangkaian peralatan elektronik yang mampu bekerja lebih efisien dan efektif.

Teknologi Pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah pendidikan. Lebih detail dapat diuraikan bahwa :

– Teknologi pendidikan lebih dari perangkat keras, ia terdiri dari desain dan lingkungan yang melibatkan pelajar

– Teknologi dapat juga terdiri dari segala teknik atau metode yang dapat dipercaya untuk melibatkan pelajaran strategi belajar kognitif dan keterampilan berfikir kritis

– Belajar teknologi dapat dilingkungan manapun yang melibatkan siswa belajar secara aktif, konstruktif, kooperatif serta bertujuan.

Untuk itu ada lima teknologi baru yang dapat menciptakan system pendidikan yang lebih baik :

Sistem Berpikir

Sistem Berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap mode di dunia pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang pendidikan. Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang umum, dimana berbagai hal saling terkait.

Desain Sistem

Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangun sistem yang baru. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang meningkatkan harapan. Desain sistem memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu system yang baru dan suatu strategi untuk perubahan.

Kualitas Pengetahuan

Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu produk atau jasa/ layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu pengetahuan yang berkualitas telah menjadi alat yang sangat berharga dalam perubahan pendidikan/ sekolah.

Manajemen Perubahan

Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energi kreatif ke arah perubahan positif. Dapat juga diartikan sistem pemikiran yang berlaku untuk aspek manajemen perubahan tentunya dengan berorientasi pada POAC (Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi dan Kontrol).

Teknologi Pembelajaran

Disini ada dua bagian yaitu peralatan Pelajar elektronik (Komputer, multimedia, Internet, telekomunikasi), dan pembelajaran yang didesain, metode dan strateginya diperlukan untuk membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran elektronik ini mengubah cara mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi pembelajaran adalah sistem pemikiran yang berlaku untuk instruksi dan belajar. Kelima teknologi tersebut merupakan suatu keterpaduan untuk menuju perubahan pendidikan sehingga dalam memecahkan masalah pendidikan perlu kombinasi peralatan/ alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual, untuk perubahan yang efektif.

Produktivitas Pendidikan

Produktivitas mengandung makna”keinginan” dan “upaya” manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan di segala bidang. National Productivity Board (NPB) merumuskan produktivitas sebagai sikap mental (Attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan. Perbaikan tersebut diharapkan menghasilkan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan standar kehidupan yang lebih layak. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan dalam Laporan Produktivitas Nasional, bahwa produktivitas mengandung pengertian bahwa “mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini”.

Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses perencanaan, penataan dan pendayagunaan sumber daya untuk merealisasikan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sejauh mana pencapaian produktivitas pendidikan dapat dilihat dari out put pendidikan yang berupa prestasi, serta proses pendidikan yang berupa suasana pendidikan. Prestasi dapat dilihat dari masukan yang merata, jumlah tamatan yang banyak, mutu tamatan yang tinggi, relevansi yang tinggi dan dari sisi ekonomi yang berupa penyelenggaraan penghasilan. Sedangkan proses atau suasana tampak dalam kegairahan belajar, dan semangat kerja yang tinggi serta kepercayaan dari berbagai pihak. Satu hal yang perlu disadari adalah bahawa produktivitas pendidikan harus dimulai dari menata /SDM tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Hal kedua adalah bahwa penataan SDM harus dilaksanakan denagn prinsip efektivitas dan efisiensi karena efektifitas dan efisiensi adalah kriteria dan ukuran yang mutlak bagi produktivitas pendidikan.

Upaya Meningkatkan Produktivitas Pendidikan

Menurut Miarso (2009), dalam meningkatkan produktivitas pendidikan, ada tiga hal yang dapat dilakukan, yaitu :

– Memperlaju penahapan belajar

– Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik

– Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih banyak membina dan mengembangkan kegiatan belajar anak didik.

Adapun Upaya yang dapat dilakukan untuk Meningkatkan Produktivitas Pendidikan, diantaranya melakukan penataan SDM dengan semangat efektivitas dan efisiensi lewat upaya pemberdayaan tenaga pendidik dan kependidikan. Upaya pemberdayaan tersebut antara lain :

1. memperbaiki sikap kerja, yaitu kesadaran dan kesediaan menepati dan memenuhi jam kerja, tata tertib kerja, termasuk menerima tambahan tugas dan bekerja dalam satu tim.

2. hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan kerja yang tercermin dalam usaha bersama untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (Quality Control Circle).

3. manajemen produktivitas, yaitu manajemen yang efesien mengenai sumber dan system kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas

4. efesiensi tenaga kerja, pembagian tugas dan penempatan bidang tugas yang pas dengan kemampuannya

Disamping itu sangat perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, yaitu :

Sikap mental yang berupa motivasi, disiplin dan etika kerja senantiasa harus dipantau, dijaga dan ditingkatkan.

Pengetahuan yang harus selalu dikembangkan, sehingga memiliki wawasan yang luas sehingga memiliki pengahayatan akan pentingnya produktivitas. Pengembangan pengetahuan dapat diupayakan lewat budaya membaca maupun pembinaan-pembinaan.

Pengembangan manajemen-manajemen yang mendorong produktivitas adalah penerapan manajemen partisipasif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sampai dengan tindak lnajut hasil evaluasi yang dilakukan bersama-sama sehingga masing-masing merasa memiliki danbertanggung jawab.

Menjaga hubungan industrial dengan cara :

– Menciptakan ketenangan dan kenyamanan kerja

-Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis

– Meningkatkan harkat dan martabat tenaga pendidik dan kependidikan yang bangga terhadap bidang kerjanya masing-masing lewat semangat saling menghargai dan menghormati

– Lingkungan dan suasana kerja yang mendukung. Terjaminnya 7-K dan terpenuhinya sarana prasarana yang dibutuhkan

– Pemberian keleluasaan berprestasi dan berkreasi

– membangun iklim girang kerja dan gila kerja sehingga sisanya akan malu tidak bekerja

Untuk mencapai produktivitas sekolah secara maksimum, sekolah harus menjamin dipilihnya orang yang tepat, dengan pekerjaan yang tepat disertai untuk bekerja optimal, antara lain dengan senantiasa memperhatikan peningkatan kesejahteraan lahiriah dan batiniah sesuai dengan kemampuan sekolah. Jadi dapat dikatakan bahwa antara peningkatan produktivitas pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Produktivitas merupakan obyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya.

Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan

Adapun salah satu contoh aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan tersebut diantaranya adalah melalui pembelajaran berbasi internet yang dinamakan, e-learning. E-Learning menjadi salah satu alternatif pembelajaran karena keunggulan yang dimilikinya Sayangnya, meskipun disadari e-learning dapat membantu mempercepat proses pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan, pemanfaatannya belum populer di sekolah-sekolah bahkan di perguruan tinggi di Indonesia.

Padahal teknologi informasi dapat digunakan untuk memperluas daya jangkau kesempatan;pendidikan ke seluruh pelosok tanah air. Upaya ini bisa dilakukan dengan mengembangkan sistem delivery sumber-sumber pendidikan Sistem delivery itu dapat dilakukan dengan menggunakan kemajuan teknologi, termasuk dalam hal ini dengan sistem belajar jarak jauh, Penggunaan e-Learning tidak bisa dilepaskan dengan peran Internet. Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia di komputer tersebut. Oleh karena itu bisa dimengerti kalau e-Learning bisa dilaksanakan karena jasa Internet ini. e-Learning sering disebut pula dengan nama on-line course karena aplikasinya memanfaatkan jasa Internet.

E-laerning menyadari bahwa di Internet dapat ditemukan berbagai informasi dan informasi itu dapat diakses secara lebih mudah, kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan Internet menjadi suatu kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna Internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara yang sangat mudah melalui teknik e-moderating yang tersedia di Internet. Tersedianya fasilitas e-Moderating dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas Internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.

Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui Internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari; Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di Internet secara lebih mudah. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui Internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.

Upaya Membangun Budaya Belajar melalui Pengembangan E-learning Ada empat komponen penting dalam membangun budaya belajar dengan menggunakan model e-learning di sekolah. Pertama, siswa dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agar siswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran. Kedua, guru mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, memfasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Ketiga tersedianya infrastruktur yang memadai dan yang ke empat administrator yang kreatif serta penyiapan infrastrukur dalam memfasilitasi pembelajaran.

Kunci sukses terealisasinya program e-learning, yakni adanya perencanaan dan leadership yang terarah dengan mempertimbangkan efektifitas dalam pembiayaan, integritas sistem teknologi serta kemampuan guru dalam mengadapsi perubahan model pembelajaran yang baru yang sudah barang tentu didukung kemampuan mencari bahan pembelajaran melalui internet serta mempersiapkan budaya belajar.

Beberapa hal yang perlu dicermati dalam menyelenggarakan program e-learning/ digital classroom adalah guru menggunakan internet dan email untuk berinteraksi dengan siswa untuk mengukur kemajuan belajar siswa, siswa mampu mengatur waktu belajar, dan pengaturan efektifitas pemanfaatan internet dalam ruang multi media.

Penerapan teknologi pendidikan dalam pendidikan hendaknya membuat proses pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya lebih efisien, lebih efektif dan memberikan nilai tambah yang positif. Efektif dan efisien berarti upaya pendidikan yang dilakukan hendaknya dapat mencapai tujuan yang telah digariskan dengan sedikit mungkin mengeluarkan biaya, tenaga dan waktu. Teknologi pendidikan mempunyai potensi dan peran yang besar dalam meningkatkan mutu pendidikan, tidak mutu outpunya tetapi juga proses inpunya, karena dengan teknologi pendidikan akan dapat dihasilkan berbagai produk berupa media pendidikan baik cetak maupun noncetak, yang pada gilirannya media ini nanti akan mempeerkaya sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas.

KESIMPULAN

Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terpadu untukmenganalisis dan memecahkan masalah belajar. Teknologi pendidikan sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan produktivitas pendidikan yaitu :

– Memperlaju penahapan belajar

– Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik

– Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih banyak membina dan mengembangkan kegiatan belajar anak didik.

Adapun Upaya yang dapat dilakukan untuk Meningkatkan Produktivitas Pendidikan, diantaranya melakukan penataan SDM dengan semangat efektivitas dan efisiensi lewat upaya pemberdayaan tenaga pendidik dan kependidikan.

Produktivitas pendidikan perlu ditingkatkan supaya sekolah mampu menjawab tantangan global dan tuntutan masyarakat. Salah satu aplikasi teknologi pendidikan untuk meningkatkan produktivitas pendidikan adalah E-learning.


DAFTAR PUSTAKA

Dewi S, Prawiradilaga dan Evelin Siregar. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana

Seels, Barbara B. and Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran : Definisi dan Kawasannya. Terjemahan. Jakarta : IPTPI

Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana

Nasution. 2010. Teknologi Pendidikan. Jakarta : PT.Bumi Aksara


Pembelajaran Blog, Podcast dan Vodcast

0 Comments


Di zaman era digital ini, kemajuan teknologi juga membawa dampak dalam perkembangan teknologi pendidikan yang bertujuan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi peserta didik, tentunya hal ini akan memacu motivasi para pendidik untuk mengelola proses pembelajaran dengan baik terlebih disaat pandemi Covid 19 ini dimana Pendidik dituntut untuk melakukan hal yang terbaik dalam setiap proses pembelajaran yang akan dilakukan.

BLOG

Pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran belum dilakukan guru secara optimal. Hal ini disebabkan karena banyak guru belum memahami bagaimana dan langkah apa yang harus ditempuh dalam memanfaatkan blog sebagai media pembelajaran. Pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran dapat dilakukan pada semua jenjang baik SD, SMP, SMA maupun SMK karena peserta didik secara umum sudah terbiasa mengakses informasi melalui web. Namun di dalam tulisan ini, pemanfaatan blog lebih difokuskan pada satuan pendidikan SMP dan SMA/SMK karena perencanaan pembuatan blog disertai dengan langkah penyiapkan kuis online yang akan disematkan ke blog. Hal ini dilakukan sebagai salah satu usaha menyiapkan peserta didik menghadapi UNBK. Kajian ini dllakukan di LPMP Bengkulu pada bulan Januari s.d Maret 2018. Dalam tulisan ini, dijabarkan langkah-langkah dalam pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran. Kajian ini diawali dengan mempelajari berbagai literatur dan hasil kajian sejenis untuk mendapatkan gambaran terkait pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran. Setelah dilakukan kajian ini maka diperoleh informasi bahwa berbagai permasalahan di sekolah terkait media pembelajaran dapat diatasi dengan memanfaatkan blog sebagai media pembelajaran. Kedepan diharapkan guru-guru dapat memanfaatkan blog sebagai media pembelajaran sehingga dapat lebih menarik minat dan perhatian para peserta didik.


PODCAST-VODCAST


Selain Blog, Salah satu media yang dapat digunakan oleh para pendidik saat ini adalah  Podcast atau saat ini berkembang menjadi Video Podcast. Podcast sendiri merupakan hasil rekaman audio yang dapat didengarkan oleh khalayak ramai dan berbeda dengan radio yang disiarkan melalui frekuensi, Podcast dapat kita dengarkan kapanpun melalui internet. 

Saat ini sudah banyak sekali orang-orang yang menggunakan Podcast sebagai salah satu media untuk saling berbagi macam hal kepada orang banyak melalui internet dan di Indonesia sendiri juga sudah mulai berkembang dengan banyaknya bermunculan Video-video Podcast, jadi tidak hanya menampilkan Audio saja tetapi juga melalui Video sehingga dapat membuat Podcat dapat lebih menarik.

Hal ini dapat diadopsi oleh para pendidik dalam menyampaikan materinya karena pada platform Podcast sendiri diisi dengan beragam tema dan para pendidik bisa memanfaatkan hal tersebut dengan mengusung tema sesuai dengan materi yang diajarkan dan pastinya apa yang disampaikan oleh pendidik dalam Podcastnya dapat juga dinikmati oleh lebih banyak peserta didik dan bukan hanya kelas yang diajar saja tetapi dapat lebih luas karena pada dasarnya kelas di era digital bukan lagi kelas yang dibatasi oleh tembok tetapi dunia ini yang menjadi kelas kita sehingga peserta didik yang diajarpun bukan hanya yang dikelas saja tetapi siswa yang diseluruh dunia.


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik dalam pembuatan Podcast :

Buat Tema materi semenarik mungkin sehingga peserta didik tertarik untuk mendengarkan Podcast yang kita buat.

Gunakan Mikropon yang terpisah, hindari menggunakan mikrofon built-in di computer atau di laptop supaya hasilnya dapat lebih bagus karena bagaimanapun salah satu nilai jual dari Podcast adalah suara sehingga suara yang diproduksi tentunya harus bagus. Pendidik juga dapat menggunakan alat tambahan seperti Sound card untuk membuat suara lebih bagus.

Dalam membuat suara atau audio dapat lebih bagus, pendidik juga dapat menggunakan aplikasi oleh suara seperti Audacity, Reaper, WavePad Audio Editor, dan aplikasi lain yang dapat mendukung editing suara menjadi lebih bagus.

Durasi sebaiknya jangan terlalu lama, sekitar 10 menit supaya peserta didik tidak merasa jenuh dalam mendengar podcast kita.

Kombinasikan dengan Video, hal ini dapat membuat Podcast akan lebih menarik bagi peserta didik kita khususnya Peserta didik yang kita ajarkan karena ada kecenderungan jika seseorang dapat melihat wajah dari orang yang berbicara akan lebih mudah dalam memunculkan emphaty terhadap materi yang kita ajarkan.

Kolaborasi dengan Pendidik lain. Podcast akan menarik jika kita dapat lakukan dengan berkolaborasi dengan pendidik lain misalkan dalam sebuah Podcast Pendidik mata pelajaran Matematika berkolaborasi dengan Guru Seni Musik. Tentunya ini akan menjadi sesuatu yang menarik karena masing-masing Guru akan mencoba saling mengaitkan materi musik dengan Matematika sesuai dengan sisi pandang ilmu yang mereka kuasai dan tentunya akan lebih cepat dalam menambahkan wawasan dan pengetahuan dari peserta didiknya.

Ada banyak media yang dapat kita gunakan dalam proses pembelajaran, tinggal para pendidik dapat mengelola media tersebut untuk dapat menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik bagi peserta didiknya sehingga proses pembelajarannya dapat lebih menarik dan menyenangkan.


Sumber :

https://jurnalteknodik.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalteknodik/article/view/365

https://www.kompasiana.com/poltakbutarbutar8687/603c71fcd541df0d021b6732/podcast-sebagai-media-pembelajaran

Pembelajaran Berbasis WEB

0 Comments

Pembelajaran berbasis web merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website) yang bisa di akses melalui jaringan internet. Pembeljaran berbasis web atau yang dikenal juga dengan “web Based learning” merupakan salah satu jenis penerapan dari pembelajaran elektronik (e-learning).

E-learning  tidaklah sama dengan pembelajara konvensial. E-learning memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :

    1.      Interactivity (interaktivitas); tersedianya jalur komunikasi yang lebih banyak, baik secara langsung (synchrounus), seperti chatting atau messenger atau tidak langsung (asynchrounus), seperti forum, mailing list atau buku tamu.

     2.      Independency (kemandirian); fleksibilitas dalam aspek penyediaan waktu, tempat, pengajar dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada siswa ( student-centered learning).

     3.      Accessibility (aksesibilitas); sumber-sumber belajar menjadi lebih mudah diakses melalui pendistribusian di jaringan internet dengan akses yang lebih luas dari pada pendistribusian sumber belajar pada pembelajaran konvensional.

     4.      Enrichment (pengayaan); kegiatan pembelajaran, presentasi materi kuliah dan materi pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informasi seperti video streaming, simulasi dan animasi.

Keempat  karakteristik di atas merupakan hal yang membedakan e-learning dari kegiatan pembelajaran secara konvensional.

E-learning adalah E-learning adalah aktivitas belajar yang menggunakan bantuan teknologi elektronik. E-learning juga dapat diaplikasikan dalam pendidikan konvensional dan pendidikan jarak jauh. Web-based learning merupakan salah satu bentuk learning yang materi (content) maupun cara penyampaiannya (delivery method) melalui internet (web). Berikut adalah beberpa define pembelajaran berbasis web :

1.      Any learning experience or environment that ralies upon the internet/word wude web as the primary delivery mode of communication and presentation (http://www/usd.edu). Menyatakan bahwa “setiap pengalaman atau lingkungan belajar yang bertumpu kepada internet/word wide web sebagai sarana penyampaian komunikasi dan presentasi”.

2. E-learning specifically over the internet as opposed to other networks (http://www.onlinedegreezone.com). Bahwa e-learning melalui internet dibandingkan jaringan lainnya.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis web adalah sebuah pengalaman belajar dengan memanfaatkan jaringan internet untuk berkomunikasi dan menyampaikan informasi pembelajaran.



FUNGSI DAN MANFAAT PEMBELAJARAN BERBASIS WEB

Kruse (dalam Rusman, 2009:117) dalam salah satu tulisannya yang berjudul “using the web for learning” yang dimuat dalam dalam situs www.elearning.com mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis web sering kali memiliki manfaat yang banyak bagi peserta didiknya. Bila dirancang dengan baik dan tepat, maka pembelajaran berbasis web bisa menjadi ppembelajaran yang menyenangkan, memiliki unsure interaktivitas yang tinggi, menyebabkan peserta didik mengingat lebih banyak materi pelajaran, serta mengurangi biaya-biaya operasional yang biasanya dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti pembelajaran (contohnya uang jajan/biaya ttransportasi sekolah).

Dikarenakan sifatnya yang maya/virtual, pembelajaran berbasis web dianggap telah memberikan fleksibilitas terhadap kegiatan pengaksesan materi pembelajaran. Penghantaran materi pembelajaran kini tiak lagi tergantung pada medium fisik seperti buku pelajaran cetak atau CD-ROM. Materi pembelajaran kini terbentuk data digital yang bisa di decode (diuraikan) melaui perangkat elektronik seperti computer, smartphone, telepon selular atau piranti elektronik lainnya.

MEMILIH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS WEB YANG SESUAI

Terdapat berbagai macam pembagian pembelajaran berbasis web. Driscoll (Hutagalung,2009:26). Dalam bukunya, Web Based Training Creating e-learning Experience, membagi pembelajaran berbasisi web menjadi empat jenis. Ada dua langkah yang harus dilakukan untuk menentukan metode pembelajaran berbasis web jenis apa yang cocok untuk diterapkan dalam suatu kondisi pembelajaran.

Langkah pertama adalah menentukan terlebih dahulu tipe pembelajaran yang akan disampaikan. Analisis kebutuhan dilakukan pada langkah ini, untuk menentukan ranah mana yang akan disentuh dalam oleh proses pembelajaran ini, apakah kognitif, psikomotor atau afektif.dalam proses pembelajaran web ini mengelompokkan tujun pembelajaran atau pelatihan sehingga pengembangan program dapat mengetahui jenis kemampuan kognitif masing-masing membutuhkan penyampaian informasi, latihan, dan penilaian yang berbeda.

Langkah kedua dari pemilihan proses pembelajaran , adalah memilih tipe pembelajaran berbasis web yang paling penting tepat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Untuk memilihi tipe pembelajaran berbasisi web mana yang paling tepat, pertama tentukan ranah pembelajaran yang pling merepresentasikan tujuan yaitu, kognitif, tentukan tingkat kemmpuan kognitif dan lihat, apakah termaksud permasalahan belajar highly structured atau ill-structured.

Pada akhirnya review keempat jenis pembelajaran berbasis web tersebut dan pilih berdasarkan ranah pembelajaranan tujuan dari pembelajaran dan tujuan dari pembelajaran yang akan disamapaikan.

KELEBIHAN DAN KEKURANGN PEMBELJARAN BERBASIS WEB

Sebagaimana media pembelajaran pada umumnya, pembelajaran berbasis web pun memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan Pembelajaran Berbasis Web

      a.       Memungkinkan setiap orang dimana pun, kapanpun, untuk mempelajari apa pun.

      b.      Pembelajaran dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan langkahnya dirinya sendiri karena pembelajaran berbasis web membuat pembelajaran menjadi bersifat individual.

       c.       Kemampuan untuk membuat autan (link), sehingga pembelajaran dapat mengakses informasi dari berbagai sumber, baik di dalam maupun luar ligkungan belajar.

      d.      Sangat potensial sebagai sumber belajar bagi pembelajaran yang tidak memiliki cukup waktu untuk belajar.

      e.       Dapat mendorong pembelajaran untuk lebih aktif dan mandiri di dalam belajar.

     f.       Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan untuk memperkaya materi pembelajaran.

    g.      Menyediakan mesin pencari yang dapat digunakan untuk mencari informasi yang mereka butuhkan.

      h.      Isi dan materi pelajaran dapat di-update dengan mudah.

Sedangkan menurut Rusman (2009:118), ada lima kelebihan pembelajaran berbasis web yaitu :

    a.       Access is available anytime,anywhere, around the globe (akses tersedia kapanpun, dimana pun, di seluruh dunia)

     b.      Per-student equipment costs are affordable (biaya operasional setiap siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran enjadi lebih terjangkau).

   c.       Student tracking is made easy (pengawasan terhadap perkembanga siswa jadi lebih mudah). 

    d.      Possible “learning object” architecture supports on demand personalized learning (rancangan pembelajaran berbasis web memungkinkan dilakukannya kegiatan pembelajaran yang sudah terpersonalisasi)

     e.       Contentisealy update ( materi pembelajaran bisa diperbarui secara lebih mudah).

Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web

   a.       Keberhasilan pembelajaran berbasis web bergantung pada kemandirian dan motivasi pembelajaran.

   b.      Akses untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan web seringkali menjadi masalah bagi pembelajaran.

    c.       Dibutuhkan panduan bagi pembelajaran untuk mencari informasi yang relevan, karena informasi yang terdapat di dalam web sangat beragam.

   d.     Dengan mengguanakan pembelajaran berbasis web, pembelajaran kadang merasa terisolasi, terutama jika terdapat keterbatasan dalam fasilitas komunikasi.

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN BERBASIS WEB

Hal yang membuat pembelajaran berbasis web ini efektif pada dasarnya bergantung pada pandangan dari pemegang kepentingan. Oleh karena sangat sulit untuk menentukan prinsip utama yang setidaknya harus ada dalam pembelajaran berbasis web (http://www/downes.ca) , di antaranya :

            1.      Interaksi

Interaksi berarti kapasitas komunikasi dengan orang lain yang tertarik pada topic yang sama atau menggunakan pembelajaran berbasis web yang sama. Hal ini berarti bahwa mereka yang terlibat dalam pembelajaran berbasis web tidak berkomunikasi dengan mesin, melainkan dengan orang lain (baik peserta maupun tutor) yang kemungkinan tidak berada pada lokasi bahkan waktu yang sama.                                    

            2.      Ketergunaan

Ketergunaan dimaksuddisini adalah bagaimana siswa mudah menggunakan web. Terdapat dua elemen penting dalam prinsip ketergunaan ini, yaitu konsistensi dan kesederhanaan. Intinya adalah bagaimana pengembangan pembelajaran berbasis web ini menciptakan lingkungan belajar yang konsisten dan sederhana, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan baik dalam proses pembelajaran mupun navigasi konten (materi dan aktivitas belajar lain).

            3.      Relevansi

Relevansi diperoleh melalui ketepatan dan kemudahan. Setiap informasi dalam web hendaknya dubuat sangat spesifik untuk meningkatkan pemahaman pembelajaran dan menghindari bias.

 PEMANFAATAN INTERNET DALAM PEMBELAJARAN

Internet, singkatan dari interconnection and networking, adalah jaringan informasi global. Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri “Through idenpendent study, students becomedoers, as well as thinkers”(cobine,1997). Para siswa dapat mengakses secara onlie dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistic, 9Gordin et. Al,1995).

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa karekteristik sebagai berikut ;

     1.      Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.

      2.      Proses pembelajaran tidak terbtas oleh waktu seperti hlnya tatap muka biasa.

     3.      Pembeljaran dapat memilih topic atas bahan ajar yang sesuai dengan keinginn dan kebutuhan masing-masing.

     4.      Lamanya waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing siswa. 

     5.      Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.

    6.   Pembelajaran dapat dilakukan secara interktif, sehingga menarik siswa, dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembeljaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online. 

INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Peranan internet dalam organisasi sangat menguntungkan karena kemampuannya dalam mengolah data dengan jumlah yang sangat besar. Menggunakan internet dengan segala fasilitasnya akan memberikan kemudahan untuk mengakses berbagai informasi untuk pendidikan yang secara langsung dapat meningkatkan pengetahuan siswa bagi keberhasilan dalam belajar. Karena internet merupakan sumber data utama dan pengetahuan. Melalui teknologi ini kita dapat melakukan di antaranya untuk :

     1.      Penelusuran dan pencarian bahan pustaka.

    2.     Membangun program Artificial Intelligence (kecerdasaan buatan) untuk memodelkan sebuah rencana pembelajaran.

   3.   Member kemudahan untuk mengakses apa yang disebut dengan virtual classroom ataupun virtual university.

     4.      Pemasaran dan promosi hasil karya penelitian.

Kegunaan-kegunaan seperti di atas itu dapat diperluas bergantung kepada peralatan computer yang dimiliki jaringan dan fasilitas telepon yang tersedia dan provider yang bertanggung jawab untuk tetap terpeliharany penggunaan jaringan komunikasi dan informasi tersebut.

INTERAKSI TATAP MUKA DAN VIRTUAL

Ada tiga alas an mengap forum tatap muka masih dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran ini. Alasan tersebut adalah :

     1.      Perlunya forum untuk menjelaskan maksdu dan mekanisme belajar yang akan dilalui bersama secara langsung dengan semua peserta didik. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran juga ditentukan oleh pemahaman peserta didik tentang apa, mngapa, dan bagaimana proses belajar dan mengerjakan tugas akan berlangsung. Berdasarkna pengalaman menjelaskan maksud dan mekanisme belajar merupakan langkah awal yang sangat vital. Kelancaran proses belajar selanjutnya sangat ditentukan pada tahapan ini.

    2.     Perlunya memberikn pemahaman sekaligus pengalaman belajar dengan mengerjakan tugas secara kelompok dan kolaboratif pada setia peserta didik. Karena model pembelajaran yang dirancang menuntut kerja kelompok maka peserta didik perlu memiliki kompetensi dan komunikasi. Iklim partisipatoris dan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan perlu dikenalkan sekaligus dialami oleh setiap siswa. Untuk itu mengenal pribadi satu dengan yang lain perlu dilakukan secara langsung guna membangun suatu kelompok yang kokoh selama kerja secara virtual selanjutnya.

     3.      Perlunya pemberian pelatihan secukupnya dalam menggunakan computer yang akan digunakan sebagai media komunikasi berbasis web kepada setiap peserta didik. Dengan menyeratkan berbagai kegiatan computer besrta fasilitas sistem komunikasi pendukungnya, maka setiap peserta didik harus mempunyai keterampilan mengoperasikannya. Kekurang pahaman dalam kemungkinana rendahnya partisipasi mereka dalam berbagai kegiatan diskusi virtual selanjutnya.

TEKNOLOGI PENDUKUNG E-LEARNING

Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itu dikenal istilah: computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan computer; dan computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama computer. Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi uda, yaitu : teknologi based learning dan teknologi based web-learning. Teknologi based learning ini pada prinsipny terdiri dari Audio Information Technologies (radio, audio, tape, voice mail, telephone) dan video information technologies 9video tape, video text, video massaging). Sedangkan technology based web learning pada dasarnya adalah data Information technologies (bulletin board, Internet, e-mail, telecollaboration).

PENGEMBANGAN MODEL E-LEARNING

Haughey (Rusman,2007) tentang pengembangan e-learning. Menurutnya ada tiga kemungkinana dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu :

      1.      Web Course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana  mahasiswa dan dosen sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukn adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penungasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.

     2.      Web Centric Course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampiakan melalui internet, dan sebagaian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini dosen bisa memberikan petunjuk pada mahasiswa untuk mempelajari materi perkuliahan melalui web yang telah dibuatnya. Mahasiswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, mahasiswa dan dosen lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui intenet tersebut.

     3.      Web Enhanced Course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara mahasiswa dengan dosen, sesame mahasiswa, anggota kelompok, atau mahasiswa dengan nara sumber lain.  Oleh karena itu, peran dosen dalam hal ini dituntu untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.

KELEBIHAN DAN KEKURANG E-LEARNING

Petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khusunya dalam pendidikan jarak jauh ( soekartawi, 2002; mulvihil, 1997; Utarini, 1997), antara lain :

     1.      Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudh melalui fasilitas internet secara regular atau kapan sja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.

     2.      Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan jar yang dipelajari.

     3.      Siswa dapat belajar atau me-review bahan perkuliahan setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di computer.

     4.      Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bagan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.

    5.      Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah wawasan yang lebih luas.

     6.      Berubahnya peran siswa dari yng biasanya pasif menjadi aktif dan lebih mandiri.

     7.      Relatifnya lebih efisien, misalnya bagi mereka yang tinggal jauh darisekolah atau perguruan tinggi.

Walaupun demikian, pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Baerbagai kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain :

    1.      Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.

    2.     Kecenderungan mengabaikan aspek psikomotorik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek komersial.

     3.      Proses pembelajaran cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan.

    4.      Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran berbasis pada ICT.

    5.      Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.

    6.      Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet atau jaringan.

    7.      Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan mengoperasikan internet.

    8.      Kurangnya personal dalam hal penguasaan bahasa pemrograman computer.


Daftar Pustaka

Rusman, dkk. 2013. Pembelajaran berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo.

Sabtu, 15 Mei 2021

Apa Itu Blended Learning?

0 Comments


Blended learning adalah suatu model pembelajaran yang mengkombinasikan strategi pembelajaran tradisional di kelas (classrom lesson) yaitu secara tatap muka dengan pembelajaran berbasis online (e-learning) yang memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sehingga dapat menggabungkan inovasi dan keuntungan teknologi pada pembelajaran online dengan interaksi dan partisipasi dari keuntungan pembelajaran tatap muka.

Model pembelajaran blended learning merupakan pembelajaran campuran atau hybrid yang muncul pada akhir tahun 1990 sebagai metode pengajaran baru untuk pembelajaran jarak jauh melalui penerapan teknologi dan internet. Blended learning bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran peserta didik dan mendorong pengajar untuk mengubah metode pendidikan mereka, dan karenanya untuk menggeser pembelajaran ke model yang lebih berpusat pada siswa daripada model pembelajaran yang berpusat pada guru.

Pembelajaran menggunakan metode blended learning tidak hanya mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dan online learning saja tetapi juga dapat berbentuk seperti metode, media, sumber, lingkungan ataupun strategi pembelajaran. Pembelajaran blended learning memberikan kesempatan untuk menciptakan pengalaman belajar dengan memanfaatkan keluwesan waktu dan tempat pembelajaran sehingga memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi peserta didik untuk belajar.

Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran blended learning dari beberapa sumber buku: 

Menurut Mosa (2006), blended learning adalah model pembelajaran yang menggabungkan dua unsur utama, yaitu pembelajaran di kelas (classrom lesson) dengan online learning. 

Menurut Thorne (2003), blended learning adalah model pembelajaran yang mengkombinasikan inovasi dan kemajuan teknologi dalam sistem belajar yang berlangsung secara online dan pembelajaran tradisional yang berlangsung interaksi serta partisipasi. 

Menurut Bonk dan Graham (2006), blended learning adalah model belajar dengan perpaduan dua jenis kegiatan pembelajaran secara berbeda, yaitu antara metode pembelajaran tradisional (face to face) dengan sistem pembelajaran terdistribusi (distributed learning system). Sistem pembelajaran terdistribusi tersebut dilakukan pemanfaatan terbaik dari teknologi elektronik, seperti komputer dan internet sehingga bahan bajar bisa dengan mudah untuk akses oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. 

Menurut Syarif (2012), blended learning adalah suatu pembelajaran yang bersifat fleksibel yang dalam implementasinya dengan kombinasi pembelajaran tradisional di dalam kelas dengan penggunaan e-learning (pembelajaran online) menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). 

Menurut Husamah (2014), blended learning adalah gabungan dari beragam media pembelajaran yang serasi untuk menciptakan aktivitas belajar yang lebih unggul. Blended learning memiliki dua komponen inti yaitu pembelajaran tatap muka (face to face) dan pembelajaran online (e-learning). 

Menurut Dwiyogo (2018), blended learning adalah pembelajaran yang mengombinasikan berbagai strategi penyampaian pembelajaran yaitu pembelajaran tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline) , dan pembelajaran e-learning (online).

Aspek-aspek Blended Learning 

Menurut Carman (2005), terdapat lima kunci karakteristik yang menjadi aspek-aspek utama dalam pembelajaran blended learning, yaitu sebagai berikut:

a. Live event 

Pembelajaran langsung atau tatap muka (instructor-led instruction) secara sinkronous dalam waktu dan tempat yang sama (classroom) ataupun waktu sama tapi tempat berbeda (seperti virtual classroom). Bagi beberapa orang tertentu, pola pembelajaran langsung seperti ini masih menjadi pola utama. Namun demikian, pola pembelajaran langsung inipun perlu didesain sedemikian rupa untuk mencapai tujuan sesuai kebutuhan. Pola ini, juga bisa saja mengkombinasikan teori behaviorisme, kognitivism dan konstructivism sehingga terjadi pembelajaran yang bermakna.

b. Self-paced learning 

Self-Paced Learning yaitu mengkombinasikan dengan pembelajaran mandiri (self-paced learning) yang memungkinkan peserta belajar belajar kapan saja, dimana saja dengan menggunakan berbagai konten (bahan belajar) yang dirancang khusus untuk belajar mandiri baik yang bersifat text-based maupun multimedia-based (video, animasi, simulasi, gambar, audio, atau kombinasi dari kesemuanya). Bahan belajar tersebut, dalam konteks saat ini dapat didelivered secara online (via web maupun via mobile device dalam bentuk streaming audio, streaming video, e-book, dll) maupun offline (dalam bentuk CD, cetak, dll).

c. Collaboration 

Mengkombinasikan kolaborasi, baik kolaborasi pengajar, maupun kolaborasi antar peserta belajar yang kedua-duanya bisa lintas sekolah/kampus. Dengan demikian, perancang blended learning harus meramu bentuk-bentuk kolaborasi, baik kolaborasi antar teman sejawat atau kolaborasi antar peserta belajar dan pengajar melalui tool-tool komunikasi yang memungkinkan seperti chatroom, forum diskusi, email, website/webblog, listserv, mobile phone. Tentu saja kolaborasi diarahkan untuk terjadinya konstruksi pengetahuan dan keterampilan melalui proses sosial atau interaksi sosial dengan orang lain, bisa untuk pendalaman materi, problem solving, project-based learning, dll.

d. Assessment 

Dalam pembelajaran blended learning, perancang harus mampu meramu kombinasi jenis assessmen baik yang bersifat tes maupun non-tes, atau tes yang lebih bersifat otentik (authentic assessment/portfolio) dalam bentuk project, produk dll. Di samping itu, juga perlu mempertimbangkan ramuan antara bentuk-bentuk assessmen online dan assessmen offline. Sehingga memberikan kemudahan dan fleksibilitas peserta belajar mengikuti atau melakukan assessmen tersebut.

e. Performance support materials 

Jika kita ingin mengkombinasikan antara pembelajaran tatap muka dalam kelas dan tatap muka virtual, pastikan sumber daya untuk mendukung hal tersebut siap atau tidak, ada atau tidak. Bahan belajar disiapkan dalam bentuk digital, apakah bahan belajar tersebut dapat diakses oleh peserta belajar baik secara offline (dalam bentuk CD, MP3, DVD, dll) maupun secara online. Atau, jika pembelajaran online dibantu dengan suatu Learning/ Content Management System (LCMS), pastikan juga bahwa aplikasi sistem ini telah terinstal dengan baik, mudah diakses, dan lain sebagainya.

Jenis-jenis Blended Learning 

Menurut Brooke (2015), model pembelajaran blended learning terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Face-to-face driver model 

Dalam model ini, pembelajaran online ditentukan berdasar per-kasus, artinya hanya peserta didik dalam kelas tertentu yang akan mendapat pembelajaran online. Model ini mengizinkan peserta didik yang menginginkan belajar di atas kelas yang sedang dijalani dengan cara memanfaatkan teknologi secara mandiri. Demikian halnya bagi peserta didik yang terlambat dalam mengikuti pelajaran, peserta didik tersebut dapat mengulang-ulang pembelajaran yang disampaikan secara online.

2. Rotation model 

Dalam model pembelajaran ini, peserta didik berotasi di antara kelas yang berbeda dengan jadwal tertentu, baik secara online maupun tatap muka dengan pendidik. Saat materi yang harus dikuasai oleh peserta didik berupa perangkat lunak atau pembelajaran perangkat lunak membantu penguasaan materi oleh peserta didik, maka pembelajaran dilakukan dalam laboratorium komputer, sedangkan untuk materi yang memerlukan penjelasan langsung dari pendidik, pembelajaran dilakukan di kelas.

3. Flex model 

Dalam model pembelajaran ini, materi pelajaran dibagikan secara online dan peserta didik dituntut untuk belajar mandiri melalui media online, tetapi pendidik ada di ruangnya untuk selalu dapat ditemui oleh peserta didik yang memerlukannya. Peserta didik belajar dalam ruang kelas dengan alat pembelajaran secara online sebagai tulang punggung pelajaran, dengan pendidik memberikan bantuan jika diperlukan.

4. Online lab model 

Dalam model pembelajaran ini, peserta didik belajar seluruhnya melalui media online, tetapi mendatangi laboratorium komputer untuk menyelesaikan pelajarannya.

5. Self-blend model 

Dalam model pembelajaran ini, peserta didik mempunyai kesempatan untuk belajar hal lain di luar yang ditawarkan sekolahnya. Peserta didik secara individual menghadiri sekolah tradisionalnya (tatap muka), tetapi mereka dapat belajar pengayaan secara online. Model ini memberikan kesempatan bagi peserta didik yang memiliki motivasi tinggi dan menginginkan belajar lebih dari yang dapat ditawarkan oleh sekolah tradisionalnya.

6. Online driver model 

Model ini kebalikan dari face-to-face driver model. Dalam model ini, materi disampaikan secara online dan pertemuan dengan pendidik dilakukan secara online saat mereka memerlukan diskusi. Model ini sesuai untuk peserta didik yang memerlukan flesibilitas tinggi dan ketidakterikatan jadwal dalam kehidupan sehari-harinya.

7. Enriched virtual model 

Peserta didik harus mengikuti pembelajaran tatap muka dengan pendidik, tetapi kemudian menyelesaikan mata pelajarannya di luar ruang kelas atau luar sekolahnya. Ada kemungkinan peserta didik tidak bertemu pendidiknya di pembelajaran terjadwal, formal, dan harian.

Teknologi dalam Pembelajaran Blended Learning 

Menurut Dwiyogo (2018), model pembelajaran blended learning tidak terlepas dari penggunaan teknologi sebagai pendukung proses belajar mengajar. Adapun perangkat-perangkat teknologi yang dapat dilibatkan dan dikombinasikan dengan proses belajar blended learning antara lain adalah sebagai berikut:

a. Podcast 

Podcast merupakan program siaran suara/audio digital non-streaming. Pembelajaran blended dapat memanfaatkan podcast untuk menyampaikan materi pembelajaran, instruksi tugas, atau langkah-langkah praktik lapangan. Dengan podcast rekaman diskusi dari materi pembelajaran dapat dikirim melalui email dan didengar melalui web, aplikasi dan MP3 player. Podcast dapat menstimuasi pendengaran dan melatih pendengar menghubungkan antara suara yang didengar dengan gambar atau bagan materi yang ada. Jika peserta didik sering mendengarkan podcast, hal itu dapat meningkatkan kemampuan verbal dan daya ingat pendengar Podcast sebaiknya dilakukan dalam durasi 5-15 menit. Podcast yang dapat diakses oleh gadget atau telepon genggam akan mempermudah peserta didik untuk mendengar materi belajar kapan pun dan dimana pun.

b. Laboratorium virtual (E-Lab) 

Laboratorium merupakan komponen sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan sains. Pembelajaran dalam laboratorium sangat mempengaruhi hasil belajar siswa termasuk laboratorium virtual (E-Lab). Yang menjadi penghambat dalam penerapan e-lab yaitu sisi ekonomi dan sisi psikologis. E-lab adalah salah satu metode yang mahal dan kompleks yang dapat membawa peserta didik agar dapat mempelajari fenomena atau peristiwa langka seperti bencana alam gempa. E-lab juga dinilai aman dari objek berbahaya seperti bahan kimia.

c. E-Worksheet 

E-worksheet adalah praktik terbaru dari blended learing yang menggunakan eexperiment, e-simulationi, e-teaching, dan e-manual. E-worksheet berperan sebagai alat atau media interaktif peserta didik dalam kerja kelompok, membagikan materi belajar, latihan, tes pilihan ganda, prosedur praktikum pembelajaran, dan glosarium.

d. Technology Enhanced learning (TEL) 

Technology Enhanced learning (TEL) atau pembelajaran berbantuan teknologi adalah contoh implementasi blended learning yang mengadopsi strategi pembelajaran kolaborasi berbasis jaringan atau Network Collaboration Learning (NCL). Peserta didik dapat tetap bekerja sama dan melakukan interaksi jarak jauh dalam sebuah kelas virtual.

e. Blended solution 

Blended Solution adalah contoh implementasi blended learning dengan menekankan pada integrasi metode dan peralatan pembelajaran. Dengan menggabungkan sejumlah pendekatan (fornal/informal), direktif, penemuan baru, dengan teknologi dan interaksi sosial, kolaborasi antara tatap muka dan online. Blended solution berperan sebagai bagian dari pembelajaran dan pengganti dari pembelajaran tatap muka dan online. Blended solution mencakup integrasi dan perubahan dari 8 dimensi yaitu dimensi ekonomi, dimensi pedagogik, dimensi profesional, dimensi informal, dimensi organisasi, dimensi konten, dimensi teknologi, dan dimensi sosio-kultural.

f. Learning Management system (LMS) 

Learning Management system (LMS) atau manajemen sistem pembelajaran adalah solusi dalam dibutuhkannya jaringan teknologi komunikasi yang khusus dan aman di lingkungan kampus dan lembaga. Hal ini dikarenakan LMS dapat diakses melalui autentifikasi (login dan password). LMS juga menawarkan fitur berupa akses materi belajar dan self-asessment. Untuk para pengajar LMS juga dapat mempermudah dalam mengelola dan memantau perkuliahan seperti melacak perkembangan para peserta didik, penilaian otomatis, dan fitur administrasi lainnya.

Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning 

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga dengan blended learning. Menurut Riyana (2009), beberapa kelebihan atau keunggulan model pembelajaran blended learning adalah sebagai berikut: 

Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).

Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).

Mampu menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).

Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archvlable capabilities).

Adapun beberapa kekurangan atau kelemahan dalam pembelajaran blended learning adalah: 

Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung. 

Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi. 

Blended learning masih sulit digunakan dalam mata pelajaran eksakta. 

Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet.


Daftar Pustaka

Mosa, Elenena. 2006. A Blended E-Learning Model. Italia: Italian Journal of Educational Technology.

Thorne, K. 2003. Blended Learning, How to Integrate Online and Traditional Learning. UK: Kogan Page.

Graham, C.R. 2006. Blended Learning Systems: Definition, Current Trends, and Future Directions. San Francisco: Bonk & Graham.

Syarif, Izzudin. 2012. Pengaruh Penerapan Model Blended Learning terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol.2, No.2.

Husamah. 2014. Pembelajaran Bauran (Blended Learning). Jakarta: Prestasi Pustaka.

Dwiyogo, W.D. 2018. Pembelajaran Berbasis Blended Learning. Depok: Rajawali Pers.

Carman, J.M. 2005. Blended Learning Design: Five Key Ingredients. Online: www.agilantlearning.edu.

Brooke, Elizabeth. 2015. Four Keys To Success Using Blended Learning Implementation Models. Online: www.lexialearning.com.

Riyana, C. 2009. Blended Learning dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran. Bandung: UPI.

Manfaat TIK untuk Pembelajaran dalam Pendidikan

0 Comments

Meningkatnya teknologi di era globalisasi yang serba modern ini bisa kita terapkan pada dunia pendidikan sebagai fasilitas lebih dan serba canggih untuk memperlancar proses pembelajaran yang disampaikan. Disini pentingnya teknologi untuk selalu diikuti perkembangannya.

Penggunaan teknologi terbukti dapat meningkatkan minat belajar anak karena tampilan yang lebih menarik sehingga akan terhindar dari rasa jenuh selama mengikuti pelajaran. Seperti di Indonesia yang sebagian besar sekolah masih belum menggunakan teknologi dalam pendidikan.

Betapa pentingnya teknologi untuk berlangsungnya pendidikan, terutama di Indonesia. Berikut informasi lebih lengkap mengenai kelebihan dari penerapan teknologi dalam dunia pendidikan.

TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN

Makna dari teknologi pembelajaran merupakan aplikasi atau media yang telah dirancang secara modern dan dimanfaatkan sebagai teori dan praktik dalam pembelajaran, sebagai sumber belajar. Saat ini teknologi yang sudah bayak digunakan dalam dunia pendidikan adalah teknologi Informasi.

Adanya informasi yang digunakan untuk media pembelajaran dapat berdampak positif bagi para siswa, yaitu mereka bisa lebih mudah dalam mencari informasi yang diperlukan selama proses pembelajaran. Media yang bisa digunakan adalah dengan menyediakan komputer dan Internet di tiap-tiap sekolah.

MANFAAT TEKNOLOGI DALAM DUNIA PENDIDIKAN

1. MENAMBAH INFORMASI

Manfaat pertama pengunaan teknologi adalah sebagai sarana pendukung bagi siswa dan pendidik untuk mencari informasi yang lebih luas, selain menggunakan sumber dari buku dan media cetak.

2. MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR

Hal ini terjadi karena informasi yang ada di Internet lebih update sehingga para siswa bisa dengan mudah mengakses informasi-informasi baru yang diperlukan, di bawah pengawasan guru.

3. MEMUDAHKAN AKSES BELAJAR

Proses pembelajaran dapat dipemudah dengan adanya teknologi dalam pendidikan. Misalkan guru dapat memberikan materi atau tugas belajar melalui email sehingga peserta didik bisa segera menyelesaikan dan mengumpukan tugas tersebut.

4. MATERI LEBIH MENARIK

Penggunaan teknologi dalam pendidikan dapat membuat peserta didik lebih nyaman dan tidak terkesan jenuh atau monoton. Karena penyampaian informasi melalui teknologi cangging terlihat lebih variatif dan modern.

5. MENINGKATKAN MINAT BELAJAR

Informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap serta akses yang mudah didapatkan dapat membuat siswa lebih minat dalam melaksanakan pembelajaran.

Penggunaan teknologi dalam pendidikan memang memiliki beberapa manfaat untuk kelangsungan pembelajaran. Namun, di sisi lain kita harus tetap mengawasi anak-anak saat memanfaatkan teknologi. Karena mudahnya informasi yang mudah diakses di teknologi, tidak hanya informasi positif, tetapi juga informasi yang negatif.

Sumber :

https://stiaprima.ac.id/syscontent/quick_content/c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

 
back to top